Aku ingin pada suatu hari nanati aku bisa mendirikan Rumah Tahfidz.
Aku tahu aku bukan orang pintar, bukan orang yang hafal al Qur’an, bukan juga orang yang fasih dan baik bancaan
al Qur’annya, dan aku juga sadar aku bukan orang kaya seperti kebanyakan orang,
aku bukan orang besar.akan tetapai aku punya keinginana yang besar untuk
mewujudnyannya. Rumah Tahfidz. Ya Rumah Tahfidz. Rumah tempat untuk
menghafalkan al Qur’an.
Aku ingin anak-anakku pada suatu saat nanti menjadi anak yang sholih
dan sholikhah, hafal al Qur’an, sejak dini. Entak nantinya cita-citanya akan
menjadi Dokterkah, Insisnyurkah, atau Profesorkah, atau bahkan Astronot, aku
tak memaksakan cita-cita mereka. Akan tetapi aku ingin membekali mereka dengan
al Qur’an. Karena Qur’an akan menjadikan mereka mulia dan al Qur’anlah yang
akan menjaga mereka dari kemunafikan dunia. Al Qur’anlah yang akan
menyelamatkan mereka,anak-anakku nanti, pada suatu hari dimana matahari tepat
diatas ubun-ubun. Aku tak ingin anak-anakku kepanasan, aku ingin mereka bisa
berteduh pada agamanya Allah swt.
Aku tahu dan aku sadar aku ini orang bodoh, tapi aku tak ingin
anak-anakku bodoh seperti aku.aku tak ingin anak-anakku menjadi sampah
masyarakat menjadi celaan masyarakat aku tak ingin.
Anak adalah itipan Allah, aku harus menjaga dan mendidiknya dengan
sebaik mungkin. Aku ingin memberi pondasi pendidikan al Qur’an pada anak-anakku
kelak. Jika anak diberi pondasi yang kuat denganal Qur’an jiwa keislamannya
akan kuat. Takan roboh. Seperti halnya pohon yang lemah. Aku ingin anak-anakku
seperti ponon yang mempunyai akar kuat untuk melindungi dirinya dari bahaya
yang menghadang.
Rumah Tahfidz dipesantren hanyalah baru kerangka, masih dalam
baying-bayang imajinasi yang pada suatu saat nanti akan menjadi kenyataan aku
yakin pasti ada The Power of Allah.
Kenapa aku ingin mendirikan Rumah Tahfidz di Panebasan? Alasan yang
pernama karena di Panebasan ini belum ada lembaga yang secara formal yang
mendirikan tempat penampungan calon-calon Tahfidz al Qur’an. Yang kedua aku tak
ingin anak –anak di Panebasan. Di desa tempat aku tinggal, di desa tempat aku
hidup, aku tak ingin melihat,menyaksikan anak-anak ogal-ogalan bejad moralnya
suka nongkrong diprapatan. Aku tak ingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nama