CeritaKu

Sabtu, 27 Juli 2013

Rumah Tahfid



Aku ingin pada suatu hari nanati aku bisa mendirikan Rumah Tahfidz. Aku tahu aku bukan orang pintar, bukan orang yang hafal al Qur’an,  bukan juga orang yang fasih dan baik bancaan al Qur’annya, dan aku juga sadar aku bukan orang kaya seperti kebanyakan orang, aku bukan orang besar.akan tetapai aku punya keinginana yang besar untuk mewujudnyannya. Rumah Tahfidz. Ya Rumah Tahfidz. Rumah tempat untuk menghafalkan al Qur’an.
Aku ingin anak-anakku pada suatu saat nanti menjadi anak yang sholih dan sholikhah, hafal al Qur’an, sejak dini. Entak nantinya cita-citanya akan menjadi Dokterkah, Insisnyurkah, atau Profesorkah, atau bahkan Astronot, aku tak memaksakan cita-cita mereka. Akan tetapi aku ingin membekali mereka dengan al Qur’an. Karena Qur’an akan menjadikan mereka mulia dan al Qur’anlah yang akan menjaga mereka dari kemunafikan dunia. Al Qur’anlah yang akan menyelamatkan mereka,anak-anakku nanti, pada suatu hari dimana matahari tepat diatas ubun-ubun. Aku tak ingin anak-anakku kepanasan, aku ingin mereka bisa berteduh pada agamanya Allah swt.
Aku tahu dan aku sadar aku ini orang bodoh, tapi aku tak ingin anak-anakku bodoh seperti aku.aku tak ingin anak-anakku menjadi sampah masyarakat menjadi celaan masyarakat aku tak ingin.
Anak adalah itipan Allah, aku harus menjaga dan mendidiknya dengan sebaik mungkin. Aku ingin memberi pondasi pendidikan al Qur’an pada anak-anakku kelak. Jika anak diberi pondasi yang kuat denganal Qur’an jiwa keislamannya akan kuat. Takan roboh. Seperti halnya pohon yang lemah. Aku ingin anak-anakku seperti ponon yang mempunyai akar kuat untuk melindungi dirinya dari bahaya yang menghadang.
Rumah Tahfidz dipesantren hanyalah baru kerangka, masih dalam baying-bayang imajinasi yang pada suatu saat nanti akan menjadi kenyataan aku yakin pasti ada The Power of Allah.
Kenapa aku ingin mendirikan Rumah Tahfidz di Panebasan? Alasan yang pernama karena di Panebasan ini belum ada lembaga yang secara formal yang mendirikan tempat penampungan calon-calon Tahfidz al Qur’an. Yang kedua aku tak ingin anak –anak di Panebasan. Di desa tempat aku tinggal, di desa tempat aku hidup, aku tak ingin melihat,menyaksikan anak-anak ogal-ogalan bejad moralnya suka nongkrong diprapatan. Aku tak ingin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nama