CeritaKu

Senin, 22 Juli 2013

Aku Masih Mencintainya, Tuhan

            Aku adalah seorang laki-laki, namaku Rama Bartano, orang-orang memamnggilku Baron. Entah kenapa nama aneh itu melekat pada diriku, rasanya akupun nyaman menyandang nama itu, nama yang diberikan oleh teman-teman SMK dulu di Cilacap. Mungkin karna tampangku kelitan preman, rambutku gondrong, kulitku sawo matang, jarang sisiran, pokoknya semerawudan.
            Aku mencintai seorang cewek ia bernama Nita Natalia. Orang-orang memanggilnya Nita. Nama yang cukup cantik , secantik orangnya. Ia berambut panjang sedikit ikal tapi ia tak pernah membuka rambutnya di halayak ramai layaknya remaja pada zaman sekarang, ia lebih suka berhias diri dengan menutup kepalanya, ia membalutnya dengan kerudung, bukan berarti ia kurang PD dengan rambutnya, akan tetapi ia menjaga auratnya sesuai dengan tuntunan Islam ajaran Nabi Muhammad saw, yaitu anjuran untuk menutup aurat. Ia selalu menambahkan hiasan bros setiap kali memakai jilbab. Wajahnya cantik, ini yang membuatku bertekuk lutut untuk memiliki seutuhnya. Dizaman sekarang sulit sekali ditemukan gadis seperti Nita, cantik, imut, pinter dan Sholekhah.
            Aku menjalin hubungan dengannya selama kurang lebih 7 tahun, bukan waktu yang sebentar, 7 tahun adalah waktu yang cukup lama dalam membina hubungan tali cinta antara sepasang kekasih, tapi pada kisah kami perujung dengan perpisahan, Nita melanjutkan kuliyah di Undip, Semarang bersama Rahman teman akrabku, sementara aku melanjutkan kuliyah di Institut Agama Islam Imam Ghozali (IAIIG) Cilacap, kami terpisah jauh, perjalanan semarang Cilacap hampir 8 jam, cukup jauh, kami jarang ketemu, hanya komunikasi lewat Hp, tetapi karena kesibukan masing-masing, Nita Sibuk dengan tugas-tugas kuliyahnya sedangkan aku sibuk dengan pekerjaanku sebagai tenaga pengajar di Pondok Pesantren al Ihya ‘Ulumaddin Cilacap, tempat aku menimba ilmu sehingga komunikasi kami sempat terputus, tetapi setiap kali lebaran aku mencoba untuk bersilaturrahim kerumahnya, disinilah aku memanfaatkan moment untuk berjumpa dengan Nita setelah lama tak berjumpa, rasanya kangen sekali setelah sekian lama terpisah jauh.
            Cinta kadang bukan hanya karena pandangan pertama tapi karena kulino, selalu bersama, seperti halnya Nita dengan Rahman, ia satu kampus satu fakultas, satu kelas. Kemana-mana selalu bersama, mungkin Nita lebih lama mengenal lebih dekat Rahman dari pada diriku karena aku tak pernah bersama, ya mungkin karena cintaku terhalang oleh jarak dan waktu, Nita pulangke Cilacap, kerumah tiap kali lebaran, kapan aku bisa ketemu, sangat sulit untuk menjaga, apalagi ia adalah seorang cewek yang cantik pasti disana sudah banyak yang naksir, mungkin Nita ga bisa menjaga cintaku yang aku susah payah aku bangun selama 7 tahun itu.
            Suatu hari ia tiba-tiba memberi kabar bahwa dirinya akan menikah dengan Rahman,teman sekelasku dulu, teman akarabku dulu di Pesantren, kemana-mana aku selalu dengan Rahman temanku, kesekolah selalu berboncengan, walaupun sepeda kami sering bocor, susah duka kami selalu bersama. Rasanya perih sekali, bagai disayat-sayat pedang, begitu perihnya seperti tertusuk pedang dari belakang, bagiku ia telah menghianati persahabatanku, memisahkan cintaku antara aku dan Nita.
            Baron, maafkan aku yah, insya Allah besok aku akan menikah dengan Rahman, aku ingin kau hadir dalam acara pernikahanku besok, dan aku ingin kau beserta rombongan grup band mu untuk bisa berkenan hadir sebagai acara hiburan pada acara pernikahanku besok, maafkan aku, bukan aku bermaksud menghianati cinta putih kita, yang telah kita bina selama 7 tahun itu, bukan bermaksud aku menyakiti hatimu, tapi mungkin Allah telah menurunkan jodoh pada ku yang lain,bukan dirimu, maafkan aku Baron, bukan aku bermaksud menyakiti hatimu
            Aku hanya menganggukkan kepala, air mataku menetes tak terbendung, rasanya seperti mimpi, begitu cepatnya kau meninggalkan diriku yang malang, mungkin benar Tuhan telah menggariskan jodohnya masing-masing, lama membina cinta bukan ukuran untuk bisa menjadi jodoh, tapi jodoh ada ditangan Tuhan. Mungkin dia yang terbaik untuk dirinya, cinta tidak harus memiliki.ya Allah Tuhanku aku titipkan Nita Natalia pada-Mu. Jaga ia baik-baik. Sesungguhnya engkau adalah penjaga yang sebaik-baiknya. Aku masih mencintainya Tuhan,  walau aku tidak harus memilikinya. Mungkin ini sudah menjadi suratan Tuhan.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nama