Aku ingin
sepertimu, Bunda,,
Amaida Tushana Dafika. Namanya cantik, cantik seperti orangnya.
Mbak Amaida aku memanggilnya, akan tetapi akhir-akhir ini aku memanggilnya
dengan sebutan Bunda Amaida.entah karena apa aku memanggilnya dengan sebutan
Bunda. Mungkin ia adalah orangtuaku saat ini. Saat aku tinggal di Pesantren.
Oranya kurus tinggi cantik, pinter, pemikirannya sudah dewasa, ya mungkin
karena Bunda Amaida usianya lebih tua dariku, tetapi ga jauh banget selisihnya
kok, kalau ga salah ia berbeda 2 tahun dari ku, ia kelahiran tahun 87 sedangkan
aku kelahiran tahun 89.
Bunda Amaida
orangnya bijak dalam menyikapi masalah, ia selalu berfikir matang, ia sangat
pintar berorganisasi, akupun senang bisa belajar bersama tentang
oraganisasi-organisasi,dulu aku tak mengenal dunia oraganisasi, tapi kini aku
mulai mengenalnya, aku bisa belajar bersama dengan Bunda Amaida, ia yang mengajariku
bagaimana cara berbicara didepan umum, bagaimana etika ketika berbicara di
dalam forum, walaupun aku belum begitu pintar sepertinya, seenggaknya aku bisa
sedikit tahu atau bisa sedikit belajar darinya.
Selain ia pintar
dunia organisasi, ia pun sangat antusias sekali dalam hal belajar, ia sangat
disiplin dalam menjalankan program kerja, ia rajin tertib dalam administrasi,aku
bisa belajar banyak darinya, ia adalah guruku, guru ngajiku, ketika aku masih
kecil di Pesantren, ketika aku awal masuk di Pesantren, tapi kini sudah seperti
hubungan teman, sangat akrab sekali.
Bunda Amaida
sangat semangat sekali dalam hal apapun sangat bertanggungjawab dengan apa yang
ia amanahkan, aku terkadang kagum ingin sepertinya. Seperti semangatnya yang
menyala-nyala. Aku ingin mengikuti jejaknya. Ia adalah salah satu idolaku di
Pesantren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nama