CeritaKu

Selasa, 03 September 2013

Aku ingin Sepertimu, Bunda,,


            Aku ingin sepertimu, Bunda,,

Amaida Tushana Dafika. Namanya cantik, cantik seperti orangnya. Mbak Amaida aku memanggilnya, akan tetapi akhir-akhir ini aku memanggilnya dengan sebutan Bunda Amaida.entah karena apa aku memanggilnya dengan sebutan Bunda. Mungkin ia adalah orangtuaku saat ini. Saat aku tinggal di Pesantren. Oranya kurus tinggi cantik, pinter, pemikirannya sudah dewasa, ya mungkin karena Bunda Amaida usianya lebih tua dariku, tetapi ga jauh banget selisihnya kok, kalau ga salah ia berbeda 2 tahun dari ku, ia kelahiran tahun 87 sedangkan aku kelahiran tahun 89.
            Bunda Amaida orangnya bijak dalam menyikapi masalah, ia selalu berfikir matang, ia sangat pintar berorganisasi, akupun senang bisa belajar bersama tentang oraganisasi-organisasi,dulu aku tak mengenal dunia oraganisasi, tapi kini aku mulai mengenalnya, aku bisa belajar bersama dengan Bunda Amaida, ia yang mengajariku bagaimana cara berbicara didepan umum, bagaimana etika ketika berbicara di dalam forum, walaupun aku belum begitu pintar sepertinya, seenggaknya aku bisa sedikit tahu atau bisa sedikit belajar darinya.
            Selain ia pintar dunia organisasi, ia pun sangat antusias sekali dalam hal belajar, ia sangat disiplin dalam menjalankan program kerja, ia rajin tertib dalam administrasi,aku bisa belajar banyak darinya, ia adalah guruku, guru ngajiku, ketika aku masih kecil di Pesantren, ketika aku awal masuk di Pesantren, tapi kini sudah seperti hubungan teman, sangat akrab sekali.
            Bunda Amaida sangat semangat sekali dalam hal apapun sangat bertanggungjawab dengan apa yang ia amanahkan, aku terkadang kagum ingin sepertinya. Seperti semangatnya yang menyala-nyala. Aku ingin mengikuti jejaknya. Ia adalah salah satu idolaku di Pesantren. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Nama