Aku pernah
mendengar disiaran televisi bahwa ada
sebuah sebuah lembaga kecil yang aku lupa apa nama lembaga tersebut, intinya
lembaga sekolah kalau ga salah TK atau PAUD
di daerah Jakarta kalau tidak salah. disitu menerapkan ssstem pembayaran
dengan menggunakan sampah. Setiap wali murid diwajibkan membawa sampah berupa
botol minuman bekas atau lainnya untuk dibawa kesekolahan. Tujuannnya untuk
mengganti biaya pendidikan yang ada disekolah tersebut. Guru tersebut melihat
kondisi masyarakat setempat yang kebanyakan adalah orang miskin, sehingga ia
berinisiatif untuk mengganti sistem pembayaran dengan membawa sampah setiap
bulannya. Sehingga bisa meringankan beban mereka.
Sekolah tersebut
tidak membedakan antara orang yang kaya dengan orang yang miskin, walaupun
orang kaya yang menyekolahkan anaknya disekolah tersebut sistem pembayarannya
tetap sama yaitu dengan system mengumpulkan sampah setiap bulan sebagai ganti
dari bayaran bulanan tersebut.
Selain sampah
tersebut dijual kepada pengumpul sampah oleh pihak sekolah, terkadang sampah
tersebut diubah dengan tangan-tangan kreatif sehingga mempunyai nilai tambah,
kadang guru mengajarkan anak didik disekolah tersebut cara membuat ketrampilan,
cara memanfaatkan sampah dan lain-lain.
Kita sebagai
seorang pendidik bisa berkaca pada lembaga tersebut bahwa kita bisa meniru
perilaku yang demikian. Selain lembaga tersebut tidak membedakan anatar yang
kaya dan orang yang miskin, sampah yang kesannya tidak adda harganya kini bisa
menjadi berharga. Selain alasan dimuka rumah akan bersih dari sampah yang
kesannya tidak berharga itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nama