Puasa adalah menahan diri dari segala yang membatalkan puasa dari
mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Bersyukurlah kita hidup di
Indonesia, mengapa? Karena siang dan malam di Indonesia lamanya sama. Sehingga
kita bisa bekerja,beribadah dan beristirahat dengan seimbang.
Kalau kita tengok di Negara lain, kita akan tahu perbedaan putaran
lamanya siang dan malam. Ada sebagian Negara yang siangnya lebih panjang dari
pada malam harinya. Jika kita tinggal di sana kita harus berpuasa 15-20 jam
lamanya. Berbeda dengan kita di Indonesia kita berpuasa hanya sekitar 13 jam
lamanya. Atau kita bisa bayangkan Negara yang malamnya hanya 3 jam lamannya,
baru sholat isya, bangun langsung sholat subuh J
Waktu mereka berpuasa di siang hari lebih lama di banding kita di
Indonesia jika malamnya 3 jam maka. Ia berpuasa selama 21 jam. Wow, lama
banget, karena yang menjadi patokan berpuasa dalam Islam bukan jam akan tetapi
yang menjadi patokan adalah terbit fajar samapai terbenam matahari. Karena
putaran matarai di Negara-negara lain berbeda-beda. Sehingga ini yang membuat
perbedaan waktu sholat dalam islam akan tetapi sejak dulu yang menjadi patokan
adalah matahari. Putaran matahari atau bulan. Seperti halnya penentuan awal
puasa.
Seperti yang kita tahu bahwa puasa adalah menahan haus dan lapar.
Tapi bukan berarti moment bulan Ramadhan sebagai momenth untuk ajang
bermalas-malasan akan tetapi melalui Ramadhan kita tingkatkan amal ibadah kita,
karena bulan Ramadhan adalah bulan yang benuh berkah dan pahalanya akan dilipatgandakan
seperti sabda Nabi
نَوْمُ
الصَائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَذَنْبُهُ
مَغْفُوْرٌ
“ Tidurnya orang yang
berpuasa adalah ibadah, diamnya dihitung seperti bertasbih, amal ibadahnya
dilipatgandakan dan dosanya diampuni”
Dalam hadits
tersebut dijelaskan bahwa tidurnya orang yang berpuasa adalah dicatat sebagai
ibadah apalagi mereka yang tidak tidur menjalankan aktifitas ibadah pasti sudah
pasti pahalanya akan dilipatgandakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nama