“Maafkan
aku ‘Aisyah”
“Kenapa”
tanyaku penasaran
“
aku telah menyakiti hatimu, aku sering nyuekin kamu”
“
Ga ada yang perlu dimaafkan, semua salah
ku, dalam hal ini aku yang salah. aku yang telah merebut kebahagiaanmu
dengannya”
“
Tapi ‘Aisyah,,,”
“
Nggak Han,, aku yang salah, aku yang tak tahu diri”
“
Aku tak ingin menyakiti hatimu ’Aisyah,, tapi aku tak bisa”
“
Sudahlah, ga ada yang perlu kau sesali, dia lebih pantas untukmu”
“Sekali
lagi aku minta maaf ‘Aisyah, bukan bermaksud aku menyakiti hatimu”
“
Sudahlah, ga usah dibahas, yang lalu biarlah berlalu, semoga bahagia, kamu
bersamanya, “ kataku mengakhiri kalimat.
“tapi
perasaanmu?”
“Sudahlah
Han, jangan pikirkan aku, konsentrasi saja sama cewekmu, katakan pada dirinya
bahwa kita sudah tidak ada hubungan apa-apa, biar dia merasa tenang”
“tapi
aku ga enak ama kamu”
“
ga papa kok, di bikin enjoy aja, nanti lama-lama juga terbiasa”
“tapi
aku ga bisa”
“
sudahlah. Jangan pikirkan aku, kamu sudah mantapkan dengannya kan?”
“ insya Allah”
%%%%
Satu
kaputusan yang selama ini aku tunggu-tunggu. Yang selama ini ku nanti-nanti.
Aku sudah siap dengan keputusan yang akan kau lontarkan, sebenarnya aku yakin
kau bukan tipe orang yang mudah menyakiti hati seorang perempuan. Dan aku tahu
kau bukan tipe orang yang main-main walaupun kau secara fisik humoris. Aku
paham betul dengan sifatmu. Aku tahu itu, tapi kenapa kau lebih memilih
dirinya. Lebih memilih dia. Tapi itu keputusanmu. Aku hargai keputusannmu. Aku
sadar aku bukanlah perempuan yang baik untukmu. Aku bukan perembuan yang baik
buat putra-putramu kelak. Aku masih perlu banyak belajar tentang hidup. Tentang
cinta dan sakit hati. Aku juga sebenarnya bisa membaca apa yang ada dalam
hatimu. Aku sedikit pernah membuka diare yang kau selipkan pada tumpukan buku,
yang tak aku sengaja membukanya. Kau tuliskan kata disatu halaman, “ nabipun
poligami, mengapa kita ga poligami, poligami asyik dan nmengasyikkan” begitu
kata-kata yang kau tuliskan pada sebuah lembar diare kecilmu, maaf aku telah
membukanya tanpa ijin darimu. Pernah mampir dalam benakku, apa benar apa yang
kau tuliskan. Apa benar kau ingin menduakanku . Aku masih penasaran, apa benar
kau ingin poligami. Disatu sisi emang ada benarnya, kalau mampu mampu kenapa tidak, agama tak melarang.
Maksimal 4 didalam surat an Nisa pun sudah jelas diterangkan tentang pernikahan
lebih dari satu. Tapi aku tak ingin dipoligami. Aku tak mau kau duakan. Aku tak
mau. Aku tak sanggup.
Sakit
rasanya. Sangat. Sangat sakit. Apa kau tahu apa yang aku rasakan selama ini?
Apa kau tahu tentang rasa yang ada dalam dada ini? Mungkin kau tau, dan aku
yakin kau tahu, tapi kenapa kau menyakiti aku? Membunuh secara pelan-pelan. Dan
aku sadar aku bukanlah perempuan yang baik untukmu. Mungkin dia lagi beruntung
bisa mendapatkan simpatik darimu, dan mungkin kegagalan sedang memihak padaku.
Aku sakit. Sakit sekali, belum ada obatnya, mungkin jika sakitku bisa kutemukan
diapotik, aku akan segera membelinya untuk mengobati luka ini. Aku sadar aku
bisa menerima keputusanmu.
Mungkin
suatu saat kau akan kembali kepadaku, pada diriku yang malang. Tapi dengan
keadaan yang berbeda, berbeda dan kau mungkin sudah dengan gadis yang kau
pilih, dan aku sudah dengan pangeran yang ada disampingku, mungkin kisah cinta
kita sudah sampai disini, disini. Hari ini malam ini. Aku sadar dan menyadari
itu, aku maklum dengan keputusanmu, yang namanya orang memang kadang pasang
surut, tapi kali ini beda.
Aku
tak mau tahu alasan kenapa kau lebih memilih dia, aku tak peduli, yang ada
hatiku sekarang ini sakit seperti diiris-iris pisau, sungguh sakit.
Mungkin
kau rasa aku bisa hidup tanpamu, tapi aku tak bisa, aku masih menyayangimu,
masih ada bekas janji cinta yang pernah kau katakan, masih ada dalam asaku,
mungkin kau sedang dalam keadaan belum stabil.aku tak tahu apa yang membuatmu
lebih memilih dia, mungkin ia lebih kaya dan lebih bermartabat. Ku akui diriku
memang nista, diriku memang hina, tapi aku lebih mempunyai harga diri. Aku tak
ingin kau duakan. Dan aku juga tak ingin menyakiti dia. Dia yang lebih dulu
menyayangimu. Sudahlah, mungkin kisah cinta kita cukup disini. walaupun aku
masih berharap dengan kesia-siaan, tapi entah kenapa diri ini masih berharap
kau akan hadir kembali pada suatu saat. Mungkin aku tak tahu diri, sudah jelas-jelas
kau sudah memilih dia, tapi aku masih ngotot untuk memilikimu, walaupun itu
sudah menjadi keputusanmu, entahlah. Mungkin ini adalah harapan yang sia-sia.
Aku
masih ingat betul apa yang kau katakana padaku, tepatnya janji yang kau
katakana padaku, pada diriku yang sudah bukan menjadi milikmu. Aku akan menjadi
imam mu. Begitu singkat dan jelas apa makna yang terkadung didalamnya, kau
ingin menikah denganku dan membina rumah tangga bersama-sama susah senang
hadapi bersama. Aku yakin kau akan kembali padaku. Enatah esok atau lusa.
Terlalu
sakit tuk dikenang. Terlalu membuang waktu tuk mengenangmu. Mungkin dalam hal
ini aku yang salah. Mungkin diatara semuanya akulah yang salah. Maafkan aku,
aku belum bisa menjadi perempuan yang baik, aku perlu belajar lebih banyak. Mungkin
aku masih terlalu manja.mungkin Sikapku yang kekanak-kanakan membuat kau boosan atau membuat kau risih. Aku tak tahu,
atau aku memang tak tahu diri, tak bercemin pada kaca, tahu siapa yang ada
didepanku, kau terlalu suci untukku, aku terlalu kotor untukku, mungkin Tuhan
belum mempertemukan kita.
Aku
hanya ingin setia. Setia sehidup semati. Suka duka jalani bersama. Tapi kenapa
kau menghianatinya. Kau lebih memilih dia. Kau lebih mencintainya.
%%%%%%
Aku
duduk didepan teras memandang jauh kelangit yang berbintang, disampingku duduk
mbak Shinta, kakakku yang setia menemani diriku yang malang, kami hanya duduk
menikmati indahnya malam, pandanganku jauh menerawang kelangit. Hanya ditemani
sebuah teh hangat dan sepiring pisang goreng kesukaanku,
tapi kali ini rasanya berbeda, tanpa kau. Teh
dan pisang goreng hambar. Rasanya enggan untuk menyentuhnya.
Malam
ini tak seindah dulu, walau bintang menghiasi indahnya malam, apalah arti
indanya malam jika malam ini kau tak berada disisiku. Apalah rasa hidup
tanpamu, hampa tanpa rasa, rasa asinpun tak ada.
Kau
sudah pergi dalam hidupku.
“’,,,Aisyah
sudahlah, ga usah dipikirin, nanti kalau jodoh pasti akan kembali, kalau bukan
jodoh mungkin Tuhan akan mengirimkan jodoh yang terbaik untukmu.”
Aku
terdiam seolah tak mendengarkan apa yang diucapkan oleh ibuku. Ibuku selalu
berada disampingku, menemaniku.
“
mbak, aku sedih”
“Kenapa
harus sedih? Hidup itu memang ada pahit dan enaknya, dibikin enjoy aja ,,”
komentar mbak Shinta.
“
diputus mbak,,”
“hmm,
baguslah kalau begitu”
“kok
bagus sih mbak, bukannya ikut perihatin”
“
berarti bukan jodoh de” kata kakaku
“tapi
aku masih ingin bersamanya”
“kalau
emang jodoh pasti ia akan kembali, bersabarlah de’..”
“aku
masih menyayanginya, dan aku masih berharap ia akan kembali mbak,..”
“sudahlah,
jangan terlalu dipikirkan, belum tentu ia memikirkan kamu, anggap saja ga
pernah kenal sebelumnya dan biarkan ia menikmati hidupnya sendiri. Terang mbak Shinta panjang lebar.”
kalau ia emang dia sayang n cinta pasti ia takan membiarkan dirimu sakit, takan
ingin membiarkan dirimu meneteskan air
mata. Kata mbak shinta menambahkan.
Sementara
aku larut dalam kediaman dan kebisuan. Aku hanya diam. Diam dan diam
“
dan perlu diingat kamu harus tingkatkan kualitas diri, pasti kalau kau kualitas
dirimu bagus, pasti kamu akan
mendapatkan yang special,,, intropeksi diri, kalau ia emang orang baik ia akan
berjodoh dengan orang yang baik pula, begitu sebaliknya, jika kamu emang orang
baik pasti jodohnya akan baik pula”
aku
masih ,meresapi kata-kata mbak Shinta. Dan perlu diingat yang special akan mendapatkan yang special camkan
itu” kata mbak Shinta dengan menekankan kata yang special akan mendapatkan yang
special.”
Ada benarnya juga kata mbak Shinta,
mungkin aku bukan wanita yang terbaik untuk dirinya, dan mungkin ia bukan
lelaki yang terbaik untuk diriku, dan mungkin aku harus memperbaiki diri,
membenahi yang baik dan belajar untuk lebih baik,
Aku akan membenahi kata-kata mbak Shinta,
tingkatkan kualitas diri, tingkatkan kualitas diri, tingkatkan kualitas diri.
Aku akan mengingat pesan Mbak Shinta Kakakku.
%%%%
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Nama